Rabu, 18 Mei 2011

Pakaian Tradisional Bangsa Han (China, Jepang, dan Korea)

well, apa kabra temen"?
sudah lama g ngeblog lg
heee
maklum males,, mksdny lg gak ad bahan
heee :p
so,, sekarang ane mw bahas atau jelasin pakaian" tradisional bangsa Han (Asia  Timur), mulai dari negara China yg rame pake sutra trs yg  kayak di film Putri Huan Tzu, trs ke jepang, negeri kimono, trus k Korea, yg terkenal dgn pakaian Hanboknya yg imut gtyu...
hahahahha
so just cekidot guys.... :ngacir2


CHINA
Pakaian tradisional China yang dipakai saat menghadiri upacara-upacara penting seperti jamuan perkawinan dan Hari Raya Tahun Baru Cina dipanggil qipao. Yang ironiknya, pakaian ini tidak berasal daripada kebudayaan bangsa Han tetapi merupakan pengadaptasian pakaian Manchu, kelompok etnik yang memerintah China antara abad ke-17 (1644) hingga awal abad ke-20.
 Banyak orang menganggap “Qipao” (istilah untuk pakaian adat etnis Manchuria) pakaian tradisional China dikarenakan bangsa Manchuria adalah penguasa selama periode dinasti terakhir yaitu Dinasti Qing (1644-1912). Sebenarnya, Qipao adalah busana etnis Manchuria, bukan China.
Pakaian asal Bangsa Han adalah Hanfu. Baju tradiosional Jepang dan Korea pun diinspirasi dari pakaian Hanfu. Oleh karena itu, Hanfu bisa disebut sebagai nenek moyangnya pakaian tradisional bangsa Asia Timur (dalam trit ini ane cuma membahas 3 negara besar, China, Jepang, dan Korea)

Hanfu
Hanfu,  demikian sebutan untuk busana adat tradisional China, tepatnya pada masa beberapa Dinasti, Tang (618-907), Song (960-1279), dan Ming (1368-1644) - Tiga periode yang dianggap penting semasa kaisar Han memerintah China selama tetangga kelompok minoritas dan budaya mereka berkembang. Han Cina pakaian, atau Hanfu (TC: ; SC: ; pinyin: hànfú;; harfiah “Busana dari orang Han”) merujuk kepada pra-abad ke-17 pakaian tradisional dari China Han, yang dominan dari kelompok etnis China.
Banyak kostum tradisional dari negara-negara Asia, seperti scorpio di Jepang, bersama dengan manusia tradisional Korea Hanbok dan Vietnam ao dai, berasal dari Hanfu dan memiliki gaya yang sama seperti Hanfu. Berbeda dengan Cina, Jepang dan Korea pakaian tradisional telah diawetkan selama berabad-abad, dan dekat dengan ciri khas pakaian pra-Manchu yaitu pakaian Hanfu.
Hanfu telah membentuk gaya kostum tradisional dari banyak negara-negara Asia lainnya. Beberapa negara seperti Vietnam, yang sering baik yang pengikut negara atau langsung di bawah kendali China sebelum 1884 (saat Perancis invaded Vietnam), pakaian tradisionalnya yang sama persis dengan Hanfu. Negara-negara Asia lainnya ‘kostum tradisional’nya, seperti Kimono Jepang dan Hanbok Korea, memiliki beberapa perbedaan dari Hanfu.
Dibandingkan dengan Jepang Kimono, pakaian tradisional Korea jauh lebih mirip dengan Hanfu. semua kostum tradisional dari negara-negara Asia dipengaruhi oleh Hanfu, Kimono Jepang yang paling berbeda dari yang asli. Namun, semua manusia tradisional yang disebutkan di atas mewarisi keunikan Gaya Hanfu: Youren dan lengan lebar.

Sejarah
Hanfu meliputi semua jenis pakaian tradisional yang dikenakan oleh kelompok etnis Han Cina. Oleh karena itu, ia memiliki sejarah sepanjang sejarah dari orang Cina Han. Hanfu telah dihapuskan oleh Manchu Invaders secara paksa di abad ke-17, dan tidak terlalu terkenal di Cina saat ini, kecuali di bebrapa daerah kecil yang masih membela kebangkitan dari Hanfu sebagai pakaian nasional Cina.
Hanfu sendiri memiliki sejarah tercatat lebih dari 3.000 tahun. Ia dikenakan oleh orang Cina Han dari semi-legendaris Dinasti Xia (c. abad 21 SM - abad 16 SM) semua cara untuk Dinasti Ming (1368-1644).
Hanfu telah dianggap oleh Cina Han penting sebagai bagian dari budaya mereka. Yang memakai gaya yang tepat dari Hanfu merupakan bagian dari perbaikan perilaku sopan santun. Confucius dianggap sebagai bagian pengaruh Hanfu yang sangat penting dari Cina dan upacara ritual dan banyak dari kutipan berisi referensi ke Hanfu.
Kehilangan Hanfu
Hanfu menghilang di awal-awal Dinasti Qing (1644-1911). Mengambil keuntungan dari perubahan politik dan yang sering populer disebut rebellions convulsing Cina, yang sangat terorganisir angkatan tentara Manchus aparat kepolisian ke dalam modal Ming di Beijing 1644 (yang sebelumnya telah jatuh sendiri ke pasukan pemberontak di bawah pimpinan Li Zicheng), dan dibentuk pada Dinasti Qing.
Penegakan kebijakan yang cepat, brutal, dan efektif. Hanfu diganti oleh gaya pakaian Bangsa Manchu, dan segera setiap laki-laki Han Cina mengenakan pakaian Manchu dan serba berkucir. Namun tanpa dukungan tradisional dari istana, perempuan mulai mengganti hanfu pakaian mereka dengan gaya yang dipengaruhi oleh kekaisaran pengadilan dan Hanfu telah  hilang dalam aturan abad Qing. Saat ini setelah jatuhnya Dinasti Qing di 1911, pakaian Manchu dan kucir menghilang dengan cepat dan dipengaruhi oleh gaya berpakaian Barat.

Ciri khas dan Bagian-Bagian Pakaiannya
Orang China menyebut negara mereka “bangsa terdepan dalam hal busana, upacara dan norma.” Selalu ada desain berbeda untuk tiap kesempatan berbeda, dan setiap desain selalu mewakili satu unsur filsafat tradisional.
Misalnya, kelim pakaian di bagian tengah punggung harus terjahit lurus. Peraturan ini menyuratkan arti “lurus” yakni orang yang berbadan tegap atau tidak bungkuk.
Semua potongan harus dibentuk melingkar sebab berkaitan dengan keharmonisan. Ada beberapa gaun yang terdiri dari 12 bagian yang melambangkan 12 bulan dalam setahun.
Tidak ada penggunaan kancing dalam busana hanfu. Sebagai gantinya, terdapat tali-tali pendek pada bagian samping yang saling diikatkan untuk mengencangkan pakaian. Simpul selalu harus diikat di sisi kanan, yang menurut Taoisme merupakan sisi “Yang”. Sementara mengikat di sisi kiri, atau sisi “Yin” melambangkan bahwa ada salah satu anggota keluarga atau teman yang baru meninggal.
Penggunaan tali dan simpul semacam ini membuat busana Hanfu sangat nyaman dipakai karena mudah disesuaikan menurut ukuran dan bentuk tubuh masing-masing orang. Oleh karena itu, busana Hanfu lebih mudah pas di badan daripada busana modern karena struktur pakaiannya yang menghasilkan bentuk tubuh.
Unsur keharmonisan dan proses penyelesaian merupakan elemen kunci dari desain busana Hanfu..
 “Pakaian tradisional China mencerminkan kemurnian baik dari segi keindahan dan keanggunan desainnya juga kesantunan bangsanya.”
Pakaian ini terutama terdiri dari dua bagian, yang Yi (mantel) pada bagian atas dan Shang (rok) di bawahnya. Manset lengan yang telah sempit. Yi yang tidak memiliki kancing dan tetap dengan luas sekitar pita pinggang diikat pinggang.

Jenis-Jenis Hanfu
Ada dua jenis Hanfu berdasarkan gaya lengan: luas dan sempit.
Yang telah melewati leher dan diikat ke kanan, dikenal sebagai “Jiaoling Youren”. Yi yang tidak memiliki kancing tetapi memiliki pita pinggang terikat di sekitar pinggang untuk penutupan. Kadang-kadang orang juga berbai’ah hias dekorasi terbuat dari giok di pinggang pita pinggang juga. Panjang dan celana rok bervariasi dari mencapai lutut hingga mencapai tanah.
Shenyi adalah jenis lengkap, satu potong jubah yang link yang Shang Yi dan bersama-sama untuk menyelesaikan tubuh. Ia dipotong secara terpisah tidak dijahit bersama. Bernama Shenyi karena ketika itu dikenakan “tubuh adalah sangat berikan”. Shenyi melanjutkan Hanfu’s karakteristik Jiaoling Youren dan membuat dampak besar pada masyarakat. Semua orang dapat memakainya tanpa memandang jenis kelamin, profesi atau kelas sosial. Selama waktu ini, tenun dan pencelupan teknik yang sudah sangat maju, karena banyak pola rumit dan megah yang sudah muncul pada pola Hanfu.




Qipao dan Chengosam
Cheongsam adalah pakaian wanita dengan corak bangsa Tionghoa dan menikmati kesuksesan dalam dunia busana internasional.
Nama “Cheongsam” berarti “pakaian panjang”, diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dari dialek Propinsi Guangdong (Canton) di Tiongkok. Pada daerah lain, termasuk Beijing, dikenal dengan nama “Qipao”, yang terdapat asal usul dibelakangnya.
Pada awal bangsa Manchu (Dinasti Qing) menguasai Tiongkok, mereka mengorganisasi rakyat, terutama bangsa Manchu, ke dalam “panji” (qi) dan disebut “rakyat panji” (qiren), yang lalu menjadi sebutan bagi seluruh bangsa Manchu. Wanita bangsa Manchu mengenakan pakaian yang lalu dinamakan “qipao” atau “pakaian panji”.
Revolusi tahun A.D. 1911 menggulingkan kekuasaan bangsa Manchu, namun kebiasaan pakaian wanita bangsa Manchu tetap bertahan, kemudian dikembangkan dan menjadi pakaian tradisional wanita bangsa Cina.
Mudah dikenakan dan nyaman, bentuk pakaian Cheongsam cocok dengan bentuk tubuh wanita bangsa Tionghoa. Leher tinggi, lengkung leher baju tertutup, dan lengan baju bisa pendek, sedang atau panjang, tergantung musim dan selera. Memiliki kancing di sisi kanan, bagian dada longgar, selayak di pinggang, dan dibelah dari sisi, yang kesemuanya semakin menonjolkan kecantikan dari wanita yang mengenakannya.
Sejarah
Pada awalnya,â¦â¦ Ketika Dinasti Qing (Manchu) menjajah daratan China, muncul suatu strata sosial yang disebut sebagai Banner People, mereka mengenakan pakaian perempuan Manchu yang dikenal sebagai qípáo. Pada tahun 1644 pemerintah Qing menerbitkan undang-undang bahwa semua perempuan Han dipaksa mengenakan qipao bukan pakaian tradisional Han, dibawah ancaman hukuman mati. Aslinya qipao besar dan longgar, menutup sebagian besar tubuh wanita mulai dari leher hingga keujung tangan dan ujung kaki.
Ketika Manchu memerintah China selama Dinasti Qing, muncul strata sosial tertentu. Wanita Manchu biasanya mengenakan gaun terusan yang kemudian dikenal sebagai qípáo (旗袍). Qipao dipakai agak longgar dan menggantung lurus ke bawah tubuh. Di bawah hukum dinasti Manchu setelah 1636, semua orang China Han dipaksa untuk memakai pakaian qipao meskipun Manchuria qipao bukanlah pakaian tradisional China Han (发易服).
Namun setelah 1644, Manchu melepaskan maklumat ini, yang memungkinkan suku terbesar China yaitu Han untuk terus memakai Hanfu, pakaian tradisionalnya, secara bertahap orang-orang dari China Han malah mulai mengenakan qipao dan Changshan. Dalam 300 tahun berikutnya, qipao menjadi pakaian yang diadopsi dan akhirnya disesuaikan dengan preferensi penduduk. Begitu popularitasnya bentuk pakaian ini sehingga bisa selamat dari kekacauan politik tahun 1911 saat Revolusi Xinhai yang menggulingkan Dinasti Qing.

Qipao
Sebelum bernama cheongsam, busana ini bernama qipao. Berbeda dengan cheongsam yang dikenal saat ini, qipao berpotongan longgar-lebar dan hanya memperlihatkan bagian kepala dan jari. Busana ini juga terkesan menggantung lurus di bawah tubuh dengan rok berbentuk “A”. Qipao mudah dijumpai di China, khususnya China Han sekitar 1636.
Di sana, ketika itu, wanitanya diwajibkan mengenakan busana itu. Baik mereka yang sudah tua atau muda. Potongannya juga sama antara setiap kelompok usia. Dalam perjalanan waktu, qipao mulai mengalami perubahan bentuk.
Qipao aslinya lebar dan longgar. Menutupi sebagian besar tubuh wanita, hanya memperlihatkan kepala, tangan, dan ujung jari kaki. Sifat yang longgar pakaian ini juga berfungsi untuk menyembunyikan sosok pemakainya tanpa memandang usia. Dengan berlalunya waktu, qipao mengalami penyesuaian. Versi modern, yang sekarang dikenal populer di China sebagai "standar" qipao, pertama kali dikembangkan di Shanghai setelah 1900, setelah Dinasti Qing jatuh. Beberapa orang yang lebih modern dan bergaya dalam berpakaian mengubah qipao tradisional agar sesuai selera mereka . Qipao baru pun terbentuk menjadi ramping terpotong agak tinggi dan tentu saja sangat kontras dengan qipao tradisional.
Namun model ini malah menjadi sangat populer waktu itu. Pada sekitar 1920, qipao modern muncul pertama kali di Shanghai karena mendapat pengaruh dari Beijing. Kesan itu terdapat pada qipao yang memiliki ornamen termasuk kerah Shanghai yang kini melekat sebagai pakem cheongsam. Potongan busana itu pas dengan badan dan lebih tinggi.
Dengan model tersebut, qipao kemudian sangat diminati dan identik dengan busaa wanita kalangan menengah ke atas. Selain pas di badan, qipao dikenal dengan bentuk sebagai baju panjang. Sehingga saat itu dikenal dengan istilan zansae yang berarti pakaian panjang.
Dalam bahasa Mandarin, istilah tersebut dikenal dengan changsan. Sedangkan, orang Barat mengenalnya dengan istilah cheongsam.

Cheongsam
Cheongsam versi modern memang untuk menonjolkan sosok perempuan dan sangat populer sebagai pakaian bagi masyarakat kelas atas. Saat mode Barat berubah, desain cheongsam berubah juga menjadi berleher tinggi tanpa lengan. Pada 1940-an, cheongsam dibuat dengan berbagai jenis kain dan berbagai macam aksesoris
Banyak pelayan di restoran China di seluruh dunia, terutama para resepsionis, mengenakan cheongsam sebagai seragam. Cheongsam yang dikenakan biasanya panjang sampai ke lantai. Cheongsam dengan belahan tinggi sampai pinggang atau pinggul, dan biasanya tanpa lengan. Sering terbuat dari sutra berwarna cerah atau satin dengan bordir-bordir china. Seragam ini sering dianggap terlalu seksi untuk dipakai biasa sehingga hanya dipakai di tempat kerja dan disimpan di tempat kerja pula. Para pelayan berganti pakaian santai sebelum pulang.
Pada revolusi komunis di China 1949, misalnya, para emigran membawa cheongsam sampai ke Hong Kong. Di daerah tersebut, cheongsam menjadi busana yang popular. Kemudian, setahun kemudian, pada pekerja Hong Kong menggunakan cheongsam sebagai busana yang lebih fungsional.
Pict For Cheongsam





 Pict for Qipao



Pict for Qipao to Cheongsam



PAKAIAN TRADISIONAL CINA YANG LAIN

SAMFOO
Samfoo adalah baju pendek yang biasanya dipadankan dengan seluar.
Pakaian ini sesuai digunakan oleh lelaki dan perempuan cina.
Lazimnya samfoo diperbuat daripada fabrik satin cina dan ditenun dengan motif-motif tertentu.

JUBAH LABUH
Jubah labuh dipakai oleh kaum lelaki cina.
Pakaian ini sesuai digunakan dalam majlis dan upacara tertentu.
Kebanyakan jubah labuh masih dihasilkan di China.

BAJU SHANGHAI
Baju Shanghai ialah baju pendek yang dipakai oleh golongan wanita.
Ianya dipadankan bersama skirt atau kain labuh.