Minggu, 23 November 2014

Sama Tapi Tak Sama, Beda Tapi Tidak Berbeda

Halo apa kabar?
Sudah lama nggak ngeblog lagi karena perhatian author lagi teralihkan *alasan*.

Sekarang selain urusan kuliah, author lagi minat belajar banyak bahasa, tapi sekarang masih nargetin belajar 6 bahasa dulu. Ada yang bisa nebak author lagi minat belajar bahasa apa? Ada 3 bahasa Eropa, 3 lagi bahasa Asia Timur. Udah kebaca kan author mau belajar bahasa apa? Masih belum ketebak?

Oke deh dibocorin, author lagi kepengen belajar bahasa Perancis, Jerman, Spanyol, Mandarin, Jepang dan Korea. Yah, dibilangin lagi kepengen belajar, author sendiri belajar cuma dari buku, video, nonton film dan musik. Dan jujur saja belum banyak kemajuan yang dicapai, kecuali yah gitu deh. Hahahaha *Krik Krik Krik*

Terus hubungannya minat author dengan judul di atas apaan?
*Ehem* Well, karena belajar bahasa artinya belajar budaya juga, author juga mulai menaruh perhatian pada budaya beberapa negara tersebut, terutama 3 negara yang author sebutin terakhir, yaitu *Jeng Jeng Jeng* China, Japan and South Korea.


Di Indonesia, ketiga negara ini sudah cukup dikenal di masyarakat. Masing-masing dari ketiga negara ini pada masanya sudah pernah menyebarkan kebudayaan mereka ke negara kita terutama melalui dunia hiburan.
Karena author orangnya baik hati dan suka menabung, akhirnya author putusin mau bagi-bagi pengetahuan mengenai ketiga negara ini yang sudah author kumpulin selama beberapa minggu ini.
Harapannya semoga ilmu pengetahuan ini bisa berguna bagi yang membaca. Oke langsung lanjut aja ya. Apa sih perbedaan dan persamaan antara ketiga negara ini.

Perbedaan dan Persamaan Orang Korea, China dan Jepang

Bentuk Muka

Bangsa Korea, China dan Japan adalah bangsa yang diduga berasal satu rumpun bangsa yaitu bangsa Han. Oleh karena itu dari bentuk muka, ketiga bangsa ini memiliki muka yang tidak terlalu beda jauh. Jadi gimana dong membedakan ketiganya ya? Oke, Kuis tebakan dimulai *Jreng Jreng Jreng*. Ada yang bisa menebak dari ketiga pasang wajah di atas yang mana orang Jepang, China dan Korea. Hayo yang jujur ya jawabnya. Yang nggak bisa menjawab atau mau cross check jawabannya silahkan scroll ke bawah.

Dari kiri ke kanan: Korea, China, Japan. Ada yang bisa jawab tebakannya dengan benar? Mungkin ada atau tidak ada, hanya Tuhan dan blog yang tau. Oke balik ke topik pembahasan. Perbedaan bentuk muka dari ketiga bangsa ini memang tidak terlalu terlihat. Mata sipit dan kulit pucat merupakan ciri khas dari ketiga bangsa ini. Hal ini karena ketiga bangsa ini diperkirakan berasal dari satu bangsa yang sama yaitu bangsa Han. Namun jika kita perhatikan lebih detail lagi, kita bisa melihat ketiga perbedaan bentuk wajah antara ketiga bangsa tersebut. Umumnya bentuk wajah bangsa Korea lebih kotak dengan mulut dan hidung yang kecil serta mata kecil tanpa kelopak. Bangsa China terdiri dari berbagai etnis dan ras sehingga lebih sulit untuk mengenerelasasikan mereka. Namun, umumnya bentuk muka mereka bulat dengan mata dan bibir yang lebih besar. Sedangkan bangsa Jepang memiliki hidung yang paling mancung di antara ketiganya.
 Make up tradisional yang mereka gunakan pun melambangkan apa yang menjadi standar kecantikan bagi masing-masing masyarakat. Dari hasil pengamatan author, make up tradisional yang mereka gunakan juga mempengaruhi make up yang digunakan oleh masyarakat ketiga negara tersebut sekarang ini. Well, perbedaan bentuk muka ini akan author bahas lebih dalam lagi deh di sub pembahasan khusus.

Bahasa
Masing-masing negara menggunakan bahasa yang berbeda, walaupun ketiga bahasa tersebut berkembang dengan saling mempengaruhi. Negara China menggunakan bahasa mandarin sebagai bahasa persatuan negara tersebut. Sama seperti di Indonesia, awalnya di negara China setiap provinsi memiliki bahasa dan dialek yang berbeda namun sejak komunis masuk di China, bahasa Mandarin menjadi bahasa persatuan dengan mengacu pada dialek Beijing. Sementara bahasa yang digunakan di Jepang dan Korea disebut sebagai bahasa Jepang dan Bahasa Korea.


Persamaan dari ketiga bahasa ini adalah penggunaan huruf China yang disebut Hanzi dalam bahasa Mandarin, Kanji dalam bahasa Jepang dan Hanza dalam bahasa Korea. Hanzi merupakan piktogram atau idiogram yang artinya satu karakter melambangkan bentuk atau ungkapan akan arti dari karakter tersebut. Di Mainland China, atau Republik Rakyat China telah digunakan Hanzi yang disederhanakan atau dalam bahasa Inggrisnya disebut Simplified Hanzi. Sementara di Taiwan, masih digunakan Hanzi yang tidak disederhanakan atau Traditional Hanzi. Sementara di Korea sekarang ini, penggunaan Hanza sudah jarang digunakan dalam penulisan umum dan lebih banyak mengunakan Hangeul. Hangeul adalah alphabet korea yang disusun oleh Raja Sejong Yang Agung. Penulisan bahasa Jepang tidak hanya menggunakan Kanji saja tetapi digunakan juga dua jenis silabel lain yaitu Hiragana dan Katakana. Pada zaman dulu, karena Kanji tidak melengkapi seluruh tatanan bahasa Jepang, maka sebagai solusinya, sebuah karakter dipakai untuk melambangkan sebuah bunyi, sedangkan arti yang dikandung masing-masing karakter diabaikan. Hasilnya adalah tulisan yang ditulis dengan menyusun satu demi satu aksara kanji untuk melambangkan bunyi bahasa Jepang yang akhirnya dikenal sebagai Katakana dan Hiragana. Pada zaman sekarang, Hiragana mewakilkan bunyi grammar bahasa Jepang sedangkan Katakana untuk penulisan bahasa asing.



Pakaian Tradisional
 
Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan pakaian tradisional dari ketiga bangsa yang berasal dari bangsa Han ini, yaitu Kimono, Hanbok, dan Qipao. Kimono adalah pakaian tradisional Jepang. Hanbok adalah pakaian tradisional Korea Selatan, sedangan di Korea Utara disebut dengan Chonsuk. Sedangkan di China, pakaian dengan warna merah merupakan ciri khas bangsa China. Untuk pakaian tradisional China, memang terdapat banyak pertentangan dari beberapa pihak karena beberapa alasan dan menyatakan bahwa Hanfu adalah pakaian tradisional negara ini. Mungkin setelah ini author bakal buat sub pembahasan khusus juga mengenai pakaian tradisional ketiga negara ini. Karena kalau author tulis di sini bakal panjang.

Makanan dan Sumpit


Dari kiri ke kanan, ada Kimchi, Dimsum dan Sushi. Semuanya kelihatan enak, tapi sudah tau makanan khas dari negara manakah ini? Makanan dari ikan mentah yang dikenal sushi sudah lama dikenal dan diketahui banyak orang berasal dari negara Jepang. Sedangkan Dimsum yang artinya 'makanan kecil' berasal dari China dan Kimchi yang merupakan makanan yang terbuat dari sayur yang difermentasikan berasal dari Korea.

Persamaan dari ketiga negara ini adalah sebagai ganti sendok dan garpu mereka menggunakan sumpit untuk mengambil makanan. Namun walaupun sama-sama menggunakan sumpit, sumpit yang mereka gunakan juga memiliki perbedaan. Sumpit yang digunakan di China lebih panjang daripada sumpit kedua negara lainnya. Sementara sumpit yang digunakan di Korea terbuat dari logam sedangkan sumpit di Jepang terbuat dari kayu dan ujungnya lebih runcing dibandingkan kedua sumpit lainnya. Sama tapi tak sama, beda tapi juga tidak berbeda.

Etiket Duduk dan Menunduk

Peradaban Sungai Kuning yang berpusat di China menghasilkan banyak kebudayaan, tradisi hingga dasar pemikiran atau filsafat yang digunakan oleh masyarakat di Asia Timur hingga saat ini. Beberapa diantara filsafat ini adalah Taoisme, Konfusius atau yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan Khong Hu Chu  dan Buddhisme. Filsafat hidup yang kemudian menjadi kepercayaan yang dianut serta diterapkan oleh mayoritas masyarakat Asia Timur sehingga tidak dapat dipisahkan dengan budaya, tradisi, dasar pemikiran serta kehidupan masyarakat Asia Timur. 
Salah satu bentuk budaya yang dihasilkan dari penerapan ketiga kepercayaan ini dalam kehidupan sehari-hari yaitu budaya membungkuk. Ketiga negara ini memiliki budaya membungkuk walaupun sekarang ini di China, akibat berkembangnya komunis, budaya membungkuk telah mengalalmi degradasi.

Permainan Tradisional

Kuis kembali dibuka, coba tebak apakah nama permainan ini? Hitam putih di atas papan kayu. Ini adalah permainan papan strategis antar dua pemain, berasal dari China sekitar 2000 SM sampai 200 SM. Permainan ini sangat populer di Asia Timur dan sering dimainkan bahkan sampai ada turnamen internasionalnya. Strategi permainan ini adalah pemain, baik hitam dan putih, bersaing untuk memaksimalkan wilayah yang mereka kuasai, mengelilingi daerah besar di papan dengan batu-batunya, menjebak batu-batu musuh yang menyusup daerahnya, dan melindungi batu-batu mereka dari penangkapan. Udah kebayang nama permainan ini apa? Scroll lagi ke bawah.

Nama permainan ini adalah Weiqi /Wei Chi/ dalam bahasa mandarin, Igo dalam bahasa Jepang, atau dan dikenal dengan nama Baduk di Korea. Sedangkan di kalangan internasional, permainan ini dikenal dengan nama Go. Permainan ini memiliki strategi yang cukup kompleks dan menantang kemampuan berpikir pemain sehingga para pemain profesionalnya sangat dihargai dan dihormati di komunitasnya.


Instrument
Kacapi di Indonesia dikenal sebagai alat musik petik yang menggunakan senar dan menghasilkan bunyi bening. Di belahan dunia lain, instrument musik sejenis yang dimainkan dengan cara dipetik juga dikenal dengan nama harpa. Namun, di tiga negara yang lagi kita bahas ini juga ada instrument musik yang sejenis yaitu Guzheng, Koto dan Gayageum. Perbedaan dari ketiga instrment ini terletak pada banyak senarnya. 
Guzheng dimainkan dengan cara dipetik. Jari-jari untuk memetik memakai alat bantu berupa kuku palsu yang terbuat dari tempurung kura-kura atau plastik. Guzheng sudah ada semenjak dinasti Qin dan sudah menjadi alat musik populer untuk mengiringi lagu. Guzheng pada awalnya hanya memiliki 5 senar lalu bertambah menjadi 12 dan bertambah lagi menjadi 14 – 16. Sekarang standar Guzheng yang digunakan sejak tahun 1970 hingga saat ini terdiri dari 21 senar.
Koto pertama kali diperkenalkan ke Jepang dari China pada abad ke-7 dan abad ke-8. Versi pertama dikenal memiliki lima senar, yang akhirnya meningkat menjadi tujuh senar dan sekarang menjadi 13 senar, walaupun Koto juga ada yang sampai memiliki 21 senar.
Gayageum adalah alat musik petik tradisional seperti kacapi di Korea, Gayageum umumnya memiliki 12 senar, meskipun beberapa varian yang lebih baru memiliki 21 senar. Gayageum dikembangkan sekitar abad ke-6 oleh Raja Gasil dari Kerajaan Gaya setelah melihat Guzheng, lalu beliau memerintahkan seorang musisi bernama Wu Ruk untuk menulis musik yang bisa dimainkan pada instrumen. Kemudian Gayageum dikembangkan kembali pada masa pemerintahan Jinheung di Dinasti Shilla.

Seni Bela Diri
Ketiga negara ini juga merupakan penghasil seni-seni bela diri yang populer di seluruh dunia dan dipertandingkan di berbagai acara olahraga antar negara. Author sebutkan salah satu yang paling dikenal dari masing-masing negara yaitu:

Wushu
Di China, seni bela diri yang terkenal di berbagai negara dikenal dengan wushu. Wushu (武術 atau 武术; secara harafiah berarti "seni bertempur/bela diri". Ini merupakan istilah yang lebih benar dibanding dengan istilah yang lebih terkenal tapi salah penggunaannya kung fu, yang berarti "ahli" dalam bidang tertentu, tidak hanya terbatas dalam bela diri saja. Wushu memiliki dua aliran, yaitu aliran lembut dan aliran keras. Wushu keras termasuk tinju selatan Nanquan dan tinju panjang Changquan. Wushu lembut termasuk tinju Taiji, Telapak Baguazhang, dan tinju xingyiquan. Sekarang, pertandingan wushu lebih dititikberatkan pada nilai kecantikannya saja tanpa benar-benar ditandingkan. Wushu juga ada yang menggunakan senjata sebagai salah satu alirannya.
Wushu
Wushu
 Karate
Jepang memiliki seni bela diri khusus yang disebut Karate (空 手 道). Seni bela diri karate pertama kali disebut "Tote” yang berarti “Tangan China” dan dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’, berarti ‘tangan'. Sehingga ketika dua kanji digabungkan bersama memiliki arti sebagai “tangan kosong”. Sesuai dengan artinya, karate menggunakan tangan, kaki dan hampir seluruh tubuhnya sebagai "alat tempur" dalam menghadapi lawan tanpa menggunakan bantuan senjata tambahan. Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata (jurus) dan Kumite (pertarungan). Umumnya pada pertandingan olahraga antar negara, terdapat dua cabang yang diikuti yaitu Kata dan Kumite.
Seragam Karate
Pertandingan Karate: Kumite
Taekwondo
Korea juga memiliki seni bela diri nasional yaitu Taekwondo 태권도. Dalam bahasa Korea, hanja untuk Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki"; Kwon berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau "seni". Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan". Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara berbagai organisasi taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan tendangan yang dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar untuk melumpuhlan lawan dari kejauhan. Dalam suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah yang paling banyak dipergunakan; tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar, skip dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan. Taekwondo juga memiliki tiga teknik utama dalam latihan yaitu Poomsae, Kyokpa dan Kyorugi.  Dari ketiga seni bela diri yang terkenal ini, Taekwondo adalah salah satu seni bela diri populer di dunia yang dipertandingkan di Olimpiade.
Taekwondo
Pertandingan Taekwondo

Di Dunia Hiburan

Kalau yang ini, author nggak perlu jelasin apa bedanya. Yah, jelas bedalah. *Hahahahaa* Chinese Cinema, Japanese Anime dan Korean Drama, masing-masing dari ketiganya udah pernah dan sering "nangkring" di pertelevisian Indonesia dan terkenal di dunia internasional. Yah, author juga kenal ketiga negara ini dari tiga hal ini. *Hohohhho* 

Oke, mungkin seharusnya masih ada banyak lagi perbedaan dan persamaan antara ketiga negara ini. Tetapi, author cukupkan dulu sampai sini. Semoga info ini bermanfaat bagi kita semua. Pesan yang ingin author sampaikan sih intinya tidak bearti yang sama itu sama, tapi tidak juga beda membuat segalanya berbeda. Semoga kedamaian akan terus terjaga di antara setiap negara dan terhindar dari perang yang tidak perlu. Salam damai dari author. See you at the next stop guys